Analisis
adalah suatu kegiatan dalam mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk
permasalahan atau kasus yang terjadi.
Perancangan
adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
pada kegiatan analisis.
Sistem
adalah seperangkat elemen-elemen yang terdiri atas manusia, mesin atau alat dan
prosedur serta konsep-konsep yang dihimpun menjadi satu guna mencapai tujuan
bersama.
Teknik
pengumpulan data
Teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: interview (wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan dari ketiganya. Lah
selanjutnya saya akan menjelaskan satu per satu dari keempat cara yang dapat
dilakukan dalam pengumpulan data.
1. Interview
(Wawancara)
Wawancara
menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara). Walaupun wawancara adalah proses
percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu
proses pengumpulan data untuk suatu penelitian.
2.
Kuesioner (Angket)
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kuesioner merupakan alat riset atau survey yang
terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan
dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos, daftar
pertanyaan.Menurut Sugiyono (2011), angket atau kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukkan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu yang tidak bisa diharapkan dari responden.
Angket sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok untuk mengumpulkan data
dalam jumlah besar. Definisi lainnya dari angket adalah seperangkat
pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian untuk dijawab
sesuai dengan keadaan subjek yang sebenarnya. Yang dapat dijaring dengan
menggunakan kuesioner adalah hal-hal mengenai diri responden, dengan asumsi
bahwa respondenlah yang paling mengetahui tentang dirinya dan pengalamannya
sendiri, bahwa apa yang dinyatakan oleh responden kepada peneliti adalah benar,
bahwa penafsiran subjek terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya
adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh peneliti. Justru anggapan-anggapan inilah
yang menjadi kelemahan dari metode angket. Karena dalam kenyataan responden
dapat memberikan keterangan-keterangan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya.
3. Observasi
Observasi
atau pengamatan adalah salah satu metode dalam pengumpulan data saat membuat
sebuah karya tulis ilmiah. Nawawi dan Martini mengungkapkan bahwa observasi
adalah pengamatan dan juga pencatatan sistematik atas unsur-unsur yang muncul
dalam suatu gejala atau gejala-gejala yang muncul dalam suatu objek penelitian.
Hasil dari observasi tersebut akan dilaporkan dalam suatu laporan yang
tersusun secara sistematis mengikuti aturan yang berlaku.
Sedangkan
menurut Prof. Heru, observasi adalah studi yang dilakukan secara sengaja dan
sistematis, terarah dan terencana pada tujuan tertentu dengan mengamati dan
mencatat fenomena-fenomena yang terjadi dalam suatu kelompok orang dengan
mengacu pada syarat-syarat dan aturan penelitian ilmiah. Dalam suatu karya
tulis ilmiah, penjelasan yang diutarakan harus tepat, akurat, dan teliti, tidak
boleh dibuat-buat sesuai keinginan hati penulis.
Dalam
observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan
sebelumnya. Karena manusia memiliki sifat pelupa, maka diperlukan
catatan-catatan (check-list), alat-alat elektronik seperti kamera, video dan
sebagainya; lebih banyak menggunakan pengamat; memusatkan perhatian pada
data-data yang relevan; mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat;
menambah bahan persepsi mengenai objek diamati.
Alat
bantu yang dipergunakan di dalam observasi antara lain, yaitu daftar
riwayat kelakuan (anecdotal record); catatan berkala; daftar catatan (check
list); rating scale, yaitu pencatatan gejala menurut tingkatannya;
alat-alat optik elektronik.
Tingkat kecermatan observasi sangatlah
dipengaruhi oleh faktor prasangka dan keinginan observee; terbatasnya kemampuan
pancaindra dan ingatan; terbatasnya wilayah pandang, yaitu kecenderungan
observe menaruh perhatian dengan membandingkannya kepada kejadian lainnya;
kemampuan observer dalam menangkap hubungan sebab akibat; kemampuan menggunakan
alat bantu; ketelitian pencatatan; pengertian observer terhadap gejala yang
diukur.
Jenis-Jenis Observasi
1. Jenis Observasi Partisipasi
Pengertian
Observasi Partisipasi adalah observasi yang dilakukan dengan observer terlibat
langsung secara aktif dalam objek yang diteliti. Keadaan yang sebaliknya
disebut nonobservasi partisipasi. Sedangkan kehadiran observer yang
berpura-pura disebut kuasi observasi partisipasi.
2. Jenis Observasi Sistematis atau Observasi Berkerangka
Pengertian
Observasi Sistematis adalah observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu
kerangkanya. Kerangka tersebut memuat faktor-faktor yang akan diobservasi
menurut kategorinya.
3. Jenis Observasi Eksperimen
Pengertian
Observasi Eksperimen adalah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang
disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan.
Sekian dari informasi ahli mengenai pengertian
observasi dan jenis jenis observasi, semoga tulisan informasi ahli mengenai
pengertian observasi dan jenis jenis observasi dapat bermanfaat.
Jenis
Kebutuhan Sistem
1. Functional requirement
Kebutuhan yang
terkait dengan fungsi produk, misalnya sistem informasi harus mampu mencetak
laporan, sistem informasi harus mampu menampilkan grafik, dan lain-lain.
2. Development requirement
Kebutuhan yang
terkait tools untuk pengembangan sistem informasi baik perangkat keras maupun
perangkat lunak, misalnya sistem informasi dikembangkan dengan menggunakan alat
bantu Eclipse untuk pengembangan dan StarUML untuk pemodelan.
3. Deployment requirement
Kebutuhan
terkait dengan lingkungan di mana sistem informasi akan digunakan baik
perangkat lunak maupun perangkat keras. Contoh kebutuhan ini misalnya sistem
informasi harus mampu berjalan pada server dengan spesifikasi perangkat keras
memory GB DDR3, processorlntel Xeon Quad Core, dan spesifikasi sistem operasi
Ubuntu Server 9.
4. Performance requirement
Kebutuhan yang
terkait dengan ukuran kualitas maupun kuantitas, khususnya terkait dengan
kecepatan, skalabilitas, dan kapasitas. Misalnya sistem informasi tersebut hams
mampu diakses oleh minimal 1000 orang pada waktu yang bersamaan.
5. Documentation requirement
Kebutuhan ini
terkait dengan dokumen apa saja yang akan disertakan pada produk akhir. Dokumen
yang biasanya dihasilkan pada tahap akhir pengembangan sistem informasi antara
lain dokumen teknis (mulai dan dokumen perencanaan proyek, analisis, desain,
sampai pengujian), user manual, dan dokumen pelatihan.
6. Support requirement
Kebutuhan yang
terkait dukungan yang diberikan setelah sistem informasi digunakan. Dukungan
teknis tersebut misalnya adanya pelatihan bagi calon pengguna.
7. Miscellaneous requirement
Kebutuhan ini
adalah kebutuhan-kebutuhan tambahan lainnya yang belum tercakup pada beberapa kategori
kebutuhan yang telah terdefinisi di atas.
Desain
Sistem
Desain
Sistem adalah tahap setelah analisis sistem dari siklus
pengembangan system yang mendefinisikan dari kebutuhan-kebutuhan fungsional ,
persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu
system dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan
yang utuh dan berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurai dari
komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu system.
0 Komentar